Tuesday, October 31, 2017

See You When I See You

BY Maya Pratiwi IN , , , No comments

Siang malam, suka duka, lahir mati, datang pergi, semua yang ada di dunia ini tercipta berpasangan. Kadang bahagia, kadang sedih. Suka atau tidak semua memang akan terjadi dan mau tidak mau harus dilalui. Dulu ketika aku masih sangat kecil, aku bisa menolak pergi berangkat sekolah dengan alasan mengada-ada seperti capek, males, atau karena bukuku hilang. Seiring berjalannya waktu, seiring aku tau tentang tanggung jawab, aku merasa sangat bersalah ketika aku bahkan baru berniat untuk bolos sekolah. Dan seiring banyaknya hal yang terjadi dalam hidupku, aku semakin tidak bisa menolak jika waktu telah datang mengantarkan takdir.

..........................

Pembuka cerita yang agak berlebihan ya? :D
Aku cuma mau cerita tentang rekan kerjaku yang mulai ambil cuti hamil akhir bulan ini sih haha. Bagiku sangat menyedihkan, baginya kebahagiaan. Kebahagian karena sebentar lagi bertemu malaikat-malaikat kecilnya dan bahagia sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan. 

Menyedihkan bagiku karena apa ya? Aku gak tau kenapa aku harus sedih. Padahal dia gak penting-penting banget dihidupku wkwkwkwk. Bahkan obrolan kami sehari-hari juga lebih banyak yang gak berfaedah :D. Atau mungkin nggosipin semua orang yang ada dikantor hahaha. Lebih sedih lagi karena aku tidak bisa berbagi kesedihan lagi dengannya. Yaaah, kata orang kan siapa sebenarnya teman kita terlihat saat kita terpuruk atau saat kita sedih. Karena memang saat bahagia, kita sering lupa sama temen sendiri wkwkwk >.<. Logic quote sih  :P

Dan aku berharap, saat rekan kerjaku kembali bekerja aku sudah tidak di Magelang lagi. Means that my transfer job request has been approved :D hehehe amin. Atau mungkin karena akhirnya aku memilih mengambil keputusan besar lainnya :)

Dari kiri ke kanan : Ratih, Mba Ayu, Maya


Anyway, selamat menjalani masa cuti melahirkan ya mbaak Ayuu :). Saatnya menikmati new phase as a mother. Semoga masa pemulihan setelah melahirkan cepat ya prosesnya. Cepat berlalu 3 bulan dan segera bekerja lagi hahaha, your job miss you already. Aku gak kebayang 3 bulan tanpa mba ayu, bagaimana kabar dikantor huhuhuu. Aaah sebenernya aku sedih karena mba ayu mau cuti atau karena ga ada yang handle kerjaannya sih :( hahaha

Dan pokonya apapun yang terjadi setelah melahirkan, harus dinikmatin yaa. Pasti akan ada banyak drama kehidupan. Posesif berlebihan, khawatir berlebihan, lebay, kerempongan ibu-ibu, dan sejenisnya tapi tetep harus strong ya mbak. Sehat-sehat terus mba ayu dan twins. Nih aku kasih sebuah nasehat yang bagus
"Being a mother is learning about strengths you didn't know you had and dealing with fears you didn't know existed"
Terjemahan bebasnya kira-kira seperti ini : "Menjadi seorang ibu adalah belajar tentang kekuatan yang bahkan kita ga tau kalo kita punya, dan berurusan dengan rasa takut yang gak pernah kita bayangin sebelumnya."


See you when i see you :)

Friday, October 27, 2017

Asisten Rumah Tangga : Nginep atau Enggak ?

BY Maya Pratiwi IN , , No comments

Selain sandang, pangan, dan papan, kebutuhan pokok berikutnya adalah Asisten Rumah Tangga (ART) :D. Betul kan mak?? >.<



Betul dong ya. Apalagi mamak mamak, baru punya anak, kerja, dan LDM sepertiku. Jasa ART tuh kebutuhan pokok hehe Nah rupa-rupanya nyari ART tuh gak gampang. Apalagi aku orangnya rada detail, pengennya yang gini, yang gitu, gak mau yang gini, maunya yang gitu. Dan lagi aku tinggal di Magelang, jauh dari orang tua, jauh dari keluarga, dan artinya aku harus pinter-pinter nyari ART yang terpercaya.

Oke, singkat cerita. Selama 11 bulan ini aku udah ganti ART 3 kali dan bulan ini adalah ART ke-4 ku :D. Ada apakah dan kenapakah ganti-ganti terus next time aku ceritakan. Nah ART pertama dan kedua emang nginep dirumahku. Namun untuk ART ketiga dan keempat aku nyari yang gak nginep. Yaa plus minus sih buatku.

Untuk ART Nginep, dari segi THP emang lebih tinggi ya karena itungannya mereka kan kerja keluar kota dan emang ART aku bawa dari kampung halaman di Cilacap. Dan ARTku ini gak cuma bantu ngurus rumah tapi juga jagain Kayla. Load pekerjaannya agak banyak yah hehe tapi ya. Tapi ya sepakat dari awal sih antara aku dan dia :D. Tapi ngebantu banget karena mereka tinggal dirumah kita kan jadinya kalo misal aku ada lembur atau harus keluar kota ga khawatir hehe. Terutama kalo pulang kantor tuh udah agak lebih nyantai lah karena ada yang bantu beberes dan masak. Tapi oh tapi ga enaknya kalo dia minta cuti, duuh khawatir banget kalo gak balik lagi atau pasti banget deh kalo molor baliknya. Tapi ini ceritaku yaaa, tergantung ARTnya juga sih ya hehe. Mungkin tergantung kitanya juga kali ya. Tapi ya gitulah meskipun perasaan kita udah baik sama mereka kadang tetep ada yang kurang klop. Dinamika per-ART-an lah ya hehe

Tetapi karena alasan privasi, untuk ART ketiga dan keempat aku nyari yang gak nginep. Ya pengen bebas aja sih dirumah hehe. Apalagi kadang ada beberapa orang yang (mohon maaf) suka nggosip kan ya. Dan aku gak suka banget jadi bahan gosip yang belum tentu bener. Apalagi kalo udah ngomongin masalah pribadi, duduuduh aku sih NO banget. Pengalaman gak enak aja sih gegara ART kedua yang suka nggosip hehe jadi aku memutuskan untuk nyari ART gak nginep. Meskipun ya jauh lebih rempong karena harus bangun pagi-pagi untuk masak dan pulang tepat waktu dan sampe rumah masih harus beres-beres dan macem-macem. Tapi aku jauh lebih tenang sih sekarang dan dirumah pun suka-suka hatiku mau berantakan, mau enggak, mau males-malesan seharian, mau jalan-jalan, mau kruntelan sama babang, mau ini mau itu pokoknya bebaaaaaas hehehe.

Aku gak punya niat untuk nyari ART nginep lagi sih. Karena cukup 2 kali punya ART nginep dan experiencednya gak terlalu baik. Tapi aku menyudahi pekerjaan dengan 2 ART pertamaku dengan baik-baik kok. Karena bagaimanapun juga mereka telah berjasa pada kita, telah mengasuh dan menjaga anak kita dengan setulus mereka. Dan experienced yang gak aku suka sebenernya bukan tentang pekerjaan tapi karena attitude. Cuman ya karena tinggal satu atap, setiap saat ketemu, meskipun pekerjaannya bagus kalo dari sisi attitude atau perilaku kita gak klop jadinya kan gak nyaman yaa. Selain itu memang ada alasan lain yang membuat pekerjaan harus disudahi. ART pertama karena si embak mau mantu, mau nikahin anaknya dan minta cuti sebulan. Ya repot juga ya kalo sebulan. Iya kalo balik lagi, kalo enggak gimana coba. Trus ART kedua karena anaknya si embaknya yang baru berumur 2 tahun sakit, hasil rontgen sih ada flek di parunya. Waktu itu Rontgennya aku anterin juga jadinya tau dan kata dokter emang harus rutin minum obat. Yaudalah alhasil mbaknya fokus ke anaknya dulu.

Layaknya mencari pekerjaan dan pendamping hidup, prinsipnya kan cari yang nyaman yaa moms :D

Thursday, October 26, 2017

The Devil Wears Prada (Review)

BY Maya Pratiwi IN , , , , , , , No comments


Wohooooops!! Ditengah hura-hara pekerjaan dan my motherhood, yang mana kondisi ini cukup membuatku tertekan dan ngerasa bahwa ujian hidup saat ngerjain Tugas Akhir tuh ga ada apa-apanya :D :D, aku teringat salah satu film favoritku, "The Devil Wears Prada".

Kisah tentang Andy yang diperankan oleh Anne Hathaway. Andy adalah seorang gadis yang sedang mengejar mimpinya menjadi seorang penulis. Akhirnya dia diterima disebuah Fashion Magazine ternama di New York. Bukan menjadi penulis tapi menjadi sekretaris Mrs. Priestly, seorang editor yang sangat disegani. Awalnya Andy kesusahan beradaptasi di kantornya dan merasa sangat tertekan karena Mrs. Priestly sangat perfeksionis, kaku, dan menurutku nyebelin. Meskipun akhirnya dia berubah menjadi karyawan yang sangat baik dan bahkan diandalkan oleh Mrs. Priestly. Andy bekerja sangat baik, bekerja keras demi “tidak mau kalah dengan keadaan”. Sayangnya keindahan karirnya tidak seindah kehidupan pribadinya. Gara-gara pekerjaanya yang menuntutnya selalu ready kapanpun Mrs. Priestly membutuhkannya, kehidupan pribadinya berantakan, dia kehilangan kekasihnya dan teman-temannya. Sebagai penonton aku ikut ngerasa gemes sama Andy, kenapa dia lebih mentingin karirnya dari pada keluarga dan teman-temannya. Tapii di akhir cerita, yang membuatku puas adalah adegan ketika Andy memutuskan untuk pergi dari pekerjaannya, saat telpon seluluernya berdering karena panggilan Mrs. Priestly, Andy sampe nglempar telponnya ke kolam. Waaaaaw super Andy!!!! Daan di film ini diceritakan ternyata gak cuma Andy yang mengalami hal serupa, Nigel yang bekerja sebagai Art Director juga bilang kalo kehidupan pribadinya hancur.
Nigel bilang. "Let me know when your whole life goes up in smoke. Means it is time for a promotion.". Terjemahan bebasnya sepeti ini "Kasih tau aku kalo hidup kamu hancur. Itu artinya saatnya kamu promosi" >.<

 Drama yang terjadi di film ini berjalan sangat alami menurutku. Alur ceritanya kayak based on reality gitu. Ya memang betul kan, di masa-masa sepertiku ini, masa ketika kebutuhanku meningkat dan aku dituntut untuk memiliki penghasilan sendiri karena gak mungkin dong minta orang tua terus, aku harus fight dan tough di pekerjaanku. Betapapun berat rasanya. Dan kadang rasanya hampir seperti terlena, dirumah masih ngurusin kerjaan, weekend masih ngurusin kerjaan, bahkan mimpi pun tentang kerjaan :D. Yaah mau ngeluh juga percuma sih. Namanya orang kerja emang gitu kan. Kalo ga mau kayak gitu ya gausah kerja aja atau jadi pengusaha aja yang bisa sesuka hati. Pengen dagang ya tinggal buka lapak, dapet duit. Males dagang ya tutup aja tapi ga dapet duit. Kalo mau lebih enak lagi ya jadi pemilik usaha, tinggal tunjuk-tunjuk doang :P
Percakapan Andy dan Nigel yang akhirnya menyadarkan Andy untuk berubah dan tidak mau kalah dengan keadaan

Andy saat masih cupu dan saat memutuskan untuk berjuang di pekerjaanya, dia mengubah penampilannya
Tapi bagian yang aku suka dari film ini adalah kita belajar mengambil keputusan. Seperti Andy yang memutuskan untuk berusaha mendalami pekerjaannya. Dia gak setengah-setengah, bener-bener ngerubah penampilannya demi pekerjaan. Bener-bener total dalam melayani Mrs. Priestly dan totalitas ketika harus nyari skrip novel Harry Potter terbaru yang bukunya belum diluncurkan untuk anak-anak Mrs. Priestly. Dan keputusan Andy berikutnya adalah ketika dia memutuskan pergi dari pekerjaannya yang glamour dan dicari banyak orang. Simpelnya adalah, kalo masih mau kerja ya ikutin aturan. Kalo udah ga kuat ya silahkan hengkang dari kantor :D. Karena kita di kantor tuh kayak batu kerikil di rel kereta. Penting sih tapi kalo ilang satu ya cincai lah nyari yang baru aja.
Ya meskipun perubahan harus diperjuangkan tapi kalo waktunya ga tepat dia cuma akan jadi sejarah, bukan masa depan :)
Well, mungkin hidup ini gak semudah itu ya guys, gak sesimple di film. Beruntung saat ini ada istilah galau yang bisa menggambarkan perkecamukan hati yang terombang ambing ombak dilautan. Jadi ya kamu harus bisa sekuat batu karang >.<

Sekian 

Tuesday, October 24, 2017

Kita Cuma Beda Komptensi kok :D

BY Maya Pratiwi IN , , , , , , , , , , No comments

Seperti kebiasanku dan Abi setiap malam, telponan. Tadi malam topik obrolan kami lumayan berat, tentang jurusan perkuliahan yang akan diambil abi. Hahaha itu sudah termasuk topik berat dan serius ya, karena biasanya kami hanya ngobrolin tetangga, temen kantor, tingkah-tingkah kayla yang lucu atau sekadar gak jelas menirukan ocehan kayla.


Topik semalem ngingetin aku saat masa-masa kuliah. Aku mahasiswi Teknik, fakultasnya sih elektro tapi prodi telekomunikasi. Dan di kala itu, booming banget issu tentang mahasiswa IPK 4 yang abal-abal. Buanyaaak sekali bermunculan opini dan tulisan tentang bagaimana seharusnya mahasiswa yang ideal, yang bukan kupu-kupu (kuliah pulang - kuliah pulang), yang bisa seimbang antara hardskill dan softskill. Sebenarnya bagus sih tapi dalam perkembangannya, muncul kelompok mahasiswa yang beropini negatif sama mahasiswa yang IPKnya tinggi, yaa mahasiswa cumlaude abal-abal itu. Sayangnya sekaligus beruntungnya, IPKku termasuk bagus. Dan aku risih dengan opini yang berkembang di kampus. Merasa terdiskriminasi hahaha.

Sebutlah aku salah jurusan, atau sebutlah aku gak cocok jadi anak teknik atau sebutlah passionku bukan di bidang teknik. Tapi i was doing good at class, jadinya nilaiku gak jelek-jelek amat. Aku ngerasa gak bodoh bodoh banget sih meskipun dalam penerapan ilmuku juga gak gitu ngerti banget wkwkwkwk :D. Tapi justru karena sesungguhnya kemampuanku rata-rata dan karena aku tetep butuh tiket dong buat dapet kerjaan yang bagus, makanya aku belajar dengan baik. Yaa realistis aja sih tujuan aku kuliah kan biar cari kerjanya lebih gampang kan. Nah karena aku rata-rata, tiket masuk biar lolos ke rekruitasi perusahaan bagus ya pasti dari nilai. At least aku lolos dulu lah dari sisi administrasi, entar pas wawancara ternyata user tekniknya ga cocok, minimal masih bisa ditampung lah sama user non teknik :D. Ya kalo dari sisi ilmu aku rata-rata, dari sisi nilai aku juga ga bagus-bagus amat, masa depanku suram dong yaa. Mana sense bisnisku belum terasah banget, mau jadi pengusaha juga ngeri kan :D. Nah untungnya, meskipun aku bukan ahli dibidangku, tapi aku cukup rajin lah. Aku bisa baca bisnis proses dan melakukannya dengan cukup baik, kemampuan koordinasi, negosiasi, problem solving juga ga buruk-buruk banget, jadi cukup baik untuk masuk nominasi karyawan teladan >.<

Dan saat ini aku bekerja disebuah perusahaan telekomunikasi. Aku bekerja dengan banyak orang dari latar belakang ilmu yang berbeda-beda. Kebanyakan emang orang teknik, tapi dalam perjalanannya, keahlian yang lebih terasah dari masing-masing orang teknik itu beda-beda. Ada orang teknik yang memang terasah betul ilmu tekniknya sehingga mereka masuk ke unit teknis. Sebagian orang teknik lainnya terasah sisi managerialnya sehingga mereka bisa keluar masuk unit manapun. Termasuk aku yang sekarang sedang di marketing. Itulah kenapa perusahaanku mengakomodasi dual career track. Expertise dan Managerial. Jadi nanti akan ditemukan GM (Managerial) setara dengan Principal Expert (Expertise).

Jadi pada intinya adalah bahwa setiap orang tuh punya kompetensi masing-masing yang kita ga bisa maksa untuk dibanding-bandingkan. Mungkin kompetensiku bukan sebagai expert di bidang ilmuku tapi sebagai staff managerial. Perusahaan ga akan maju kalo isinya expert semua, pun begitu kalo isinya staff managerial semua. Terlalu dangkal dan jahat menurutku mengembangkan issu sensitif terkait IPK :P . Gak semua yang IPK Cumlaude tuh abal-abal, ada juga yang emang bagus, pun sebagian mungkin betul abal-abal. Dan gak semua yang IPK kecil tuh gak cerdas, yang passionnya tinggi malah bisa jadi ahli. Tinggal liat aja goal dia apasih pas kuliah. Kalo dia bilang tentang passion, bisa jadi dia terlalu fokus dengan penelitiannya sehingga kuliahnya terbengkelai. Kalo goal dia karir dan pekerjaan, pasti dia akan berusaha mencetak cumlaude. Dan ga ada yang salah dari keduanya, hanya beda jalan suksesnya aja sih :). So, stop judging and underestimate others yaa :) :)


Thursday, October 19, 2017

Mamak Galau Pasca Melahirkan

BY Maya Pratiwi IN , , , No comments

Dududududuuuuuuu....
Sejeles-jelesnya aku sama pacar (yang sekarang jadi suami), belum pernah separah ini aku jeles sama orang. Sama anakku sendiri >.<

Jadi, pasca melahirkan aku jadi super posesif sama anakku. Aku jadi gampang cemburu kalo anakku dipegang atau digendong orang lain, meskipun sama neneknya sendiri. Kadang saat aku terbangun dan tidak melihat anakku di sisiku, aku langsung kalang kabut dan menampakkan muka kesel sama orang rumah. Aaaaak aku sampe sebel sama diriku sendiri :( . Rasanya aku gak mau kehilangan momen sama anakku, aku gak mau orang lain akan mencuri perhatian anakku, aku ga mau anakku jadi lebih dekat dengan orang lain selain diriku. 

Mungkinkah itu sindrom pasca melahirkan? Aku gak tau sih, aku sampe pengen konsultasi ke psikolog gitu :(. Dan tentunya, sebagai working mom, aku khawatir banget dengan diriku. Bagaimana jadinya kalo aku kerja? 

.....

Dan sekarang putri cantikku yang imut-imut sudah berusia 13 bulan dan aku masih LDM sama suami, dan aku masih bekerja :D. Haha betapa lucunya hidup ini ya. Dulu aku sangat cemburuan tapi bisa juga bertahan tetap bekerja, ganti pengasuh sudah 2 kali dan tetap baik baik saja :) :P

6 bulan pertama, ketika kayla belum bisa diajak komunikasi intens dua arah, ketika kayla mungkin masih ngeblur mana mamaknya, mana pengasuhnya, mana utinya, mana ao nya, mana bapaknya, aku memang masih suka cemburuan gitu. Kadang ketika aku pulang kerja kayla udah bobok, pagi-pagi pasti aku harus kerja kan. Jadi suka ngerasa waktu bercengkramaku sama Kayla cuma sabtu minggu doang :(. Suka galau dan khawatir juga kalo kayla lebih deket sama pengasuhnya dari pada sama mamak bapaknya. Apalagi ketika terjadi tragedi kayla ga mau nenen tapi kalo dikasih dot malah mau (bingung puting). Waaa saat itu juga aku hentikan dot dot kayla itu. Aku paksa pengasuh kayla untuk ngasih ASIP ke kayla pake sendok. Ya tentunya pelan-pelan dong ya, secara kayla masih bayik jadi naluri menelan pake sendok belum terlatih banget. Tapi ya Alhamdulilah baik-baik saja. Sampe sekarang tetep mau nenen dan Alhamdulilah ASI masih keluar.

Naah, masuk usia 9bulan, Kayla makin tau nih mana mamanya, mana pengasuhnya, jadinya aku gak khawatir lagi. Kayla tau kalo aku pulang pasti maunya gendong dan nangis kalo aku tinggalin. Dan kalo lagi digendong pengasuhnya, trus aku ulurkan tanganku, Kayla langsung menyambutku dengan senyuman manjanya hehehe. Yang penting sepulang kerja aku berusahan untuk tetep main sama Kayla, meskipun kadang suka keliyep keliyep gegara udah ngantuk banget tapi si bayik batrenya masih 100% >.<

Ketika sekarang usia Kayla sudah 13 bulan, dimana Kayla udah bisa manggil mama dan yayah, Kayla makin bisa ngenalin aku dan suami. Bahkan meskipun suamik pulang kerumah seminggu sekali, tapi jangan salaaah, Kayla betah banget nemplok sama bapaknya. Tiap sabtu pagi, Kayla yang biasanya bangun jam 6 pagi, pasti jam 5 udah bangun. Kayak yang nungguin bapaknya dateng gitu. Terus kalo udah ketemu yayah, udah deh minta gendong dan nemplok. Udahlah mamaknya udah ga kepake, gak mau digendong mamaknya :(. Kayak drama gitu deh, kayak udah ga ketemu bapaknya bertahun-tahun :(. Tapi tetep sih giliran ngantuk, haus, dan laper baru nyariin mama :(. Gak cuma itu sodara-sodara, Kayla kalo ada bapaknya betah banget tidoor, persis bapake >.<. Terus nanti malamnya begadang bisa sampe jam 12 malem, minggu paginya bangun jam 8 pagi. Mantap lah ituu kan

Yakin deh, bayi itu akan mengenali ibu dan bapaknya. Kan darah kita yang mengalir disana, pun begitu dengan doa dan kasih sayang kita. Kita kan kerja dari pagi sampe sore doang, bukan ninggalin si anak berbulan-bulan, setiap hari pun masih ketemu. Banyak juga ibu-ibu yang jauhan sama bayinya, tapi bayinya tetep aja mengenali ibunya. Jadi jangan khawatir ya ibu-ibu :) :)

LDM dan aku masih bertahan bekerja

BY Maya Pratiwi IN , , , , No comments


2 Tahun berlalu sejak aku dan kakak menikah :D dan kami masih LDM Bandung-Magelang. Banyak yang sudah kami lewati, banyak yang sudah terjadi. Meskipun mungkin tidak sebanyak pasangan lain diluar sana yang LDM lebih lama dari kami.

Tidak memungkiri, banyak temenku yang nanyain
“Kok ga suamimu aja yang pindah Magelang?”
“Kok kamu ga resign aja?”
“Suamimu ga nyuruh kamu resign?”

Banyak sih yang nanyain. Sebenernya kalo aku jadi mereka juga pasti aku penasaran sih dan akan mengajukan pertanyaan serupa :D

Saat ini aku di Magelang hanya berdua dengan anakku yang sudah berusia 13 bulan, bulan ini. Selama aku kerja, ada sih yang mengasuh anakku, tetangga jauh di Magelang. Tapi si ibunya gak nginep. Jadi kalo malam aku cuma berdua dengan anakku. Yaa jangan tanya deh, pasti repotnya, pasti rempongnya, pasti capeknya juga J
 
image source : workingmother dot com

Tapi aku masih bertahan juga ya hahaha. Sebenernya keinginan resign pasti ada lah ya. Saat aku galau, saat lagi sedih, saat lagi kangen suami dan keluarga, saat lagi super capek, rasanya pengen resign aja dan nyusul suami ke Bandung. Tapi jujur aku belum berani resign. Aku tau tugas utama wanita adalah berbakti sama suami. Dan menurutku, aku masih bekerja saat ini adalah salah satu bentuk rasa baktiku pada suamiku. Insyallah niatku ibadah. Aku berusaha tidak melupakan peranku dirumah sebagai ibu dan Istri. Aku tetap memasak untuk anakku, sepulang kerja aku habiskan waktu untuk bermain dengan anakku. Aku berusaha Anakku selalu mendapat pelukanku. Aku tidak segan untuk cuti atau pulang cepat saat memang diperlukan. Begitupun dengan suamiku, aku berusaha saat suamiku dirumah, waktuku benar-benar untuk keluargaku.

Tidak menafikkan ya, salah satu alasanku belum resign adalah karena masalah financial. Keluargaku perlu penghasilan. Juga karena mencari pekerjaan tidak mudah, mengingat tempat kerjaku saat ini sudah sangat baik menurutku. Tapi lebih dari itu, aku masih punya semangat dan kemauan untuk bekerja di perusahaanku. Aku masih punya kemauan untuk berkontribusi, aku masih ingin berjuang untuk kesuksesan perusahaanku. Makanya aku berusaha untuk tetap bekerja dan saat ini dalam proses pengajuan mutasi kerja yang seingatku sudah setahun belum terealisasi J. Kecuali jika management berkata lain, mungkin akan aku simpan saja semangatku dan yok resign aja HAHAHA :D

Suamiku juga gak maksa aku resign sih, beliau cukup demokratis untuk mengijinkanku memilih. Dan yang penting suamiku memastikan bahwa aku baik-baik saja dengan keputusanku, mau resign mau tetep kerja yang penting semua aman. Keluarga aman, anaknya aman, mamaknya aman, bapaknya aman, kerjaannya juga aman :D

Dan yang pasti, kami masih dalam perjuangan menggapai mimpi sih ya hehe. Aku bertahan di pekerjaanku sekarang karena ada tujuan yang mau aku capai. Aku dan suamiku masih punya cita-cita untuk melanjutkan kuliah. Kami punya cita-cita agar anak kami bisa mengerti apa artinya berjuang. Berjuang meraih cita-cita, berjuang menyelesaikan tanggung jawab, berjuang menjadi orang tua yang baik, dan perjuangan perjuangan lainnya. Kami berusaha tidak meninggalkan peran kami dan tidak melepas mimpi kami.

Yaah intinya gitulah. Semangat ya momi momi yang masih bekerja, ikuti kata hati ajasih yang penting jangan ada penyesalan :D. Kalo aku pribadi, saat ini yang aku yakini adalah tetap bekerja. Aku gak mau keputusanku untuk resign hanya egoku sesaat, aku gak mau nantinya aku menyesal dan malah jadi gak berkah untuk keluargaku. Ya semoga saja yang aku yakini sekarang adalah benar, bukankah manusia berjuang untuk sesuatu yang dia yakini benar? :) 

Semoga Allah selalu meridhoi langkah kita. Semoga kita dijauhkan dari putus asa dalam berikhtiar. Semoga yang kita yakini baik, baik pula menurut Allah. Amin


Friday, October 13, 2017

Usaha

BY Maya Pratiwi IN , , , , , No comments

Saat ini saya sedang dalam proses berjuang. Berjuang untuk bisa tinggal serumah dengan suami, lebih tepatnya berjuang ngurus mutasi kerja ke Bandung ke management perusahaan tempatku bekerja. Seperti yang sudah saya ceritakan di tulisan saya sebelumnya, takdir itu pasti ya tapi soal ikhtiar menurut saya beda. 

Ternyata proses pengajuan mutasi saya tidak semulus yang saya kira, pun tidak semulus beberapa temen saya yang lain, meskipun ada juga yang perjuangannya lebih berat. Saya harus bolak-balik mengupayakan berbagai cara. Saya tau beberapa rekan kerja saya, dari cara mereka merespon saya, merespon cerita saya, merespon apa yang saya lakukan pasti mikir saya "rempong banget", "gak sabaran", "terlalu berambisi", dll. Semoga hanya prasangka saya tapi kadang risih juga sih hehe.

Balik lagi, yang pernah berjuang pasti tau. Ketika saya masih punya harapan besar, semangat saya masih membara. Ibaratnya, jarak akan saya tempuh, lautan akan saya sebrangi untuk mencapai apa yang saya inginkan. Karena tentu saja, manusia berjuang untuk sesuatu yang diyakininya benar, bukan untuk sesuatu hasil "penerawangan orang pinter". Kalo saya tau takdir saya bukan di Bandung, mungkin saya ga akan bersusah payah untuk berusaha kesana kemari. Kenyataannya saya gak tau kan takdir saya seperti apa. Dan ketidaktahuan saya tentang masa depan justru membuat harapan saya terus ada dan semangat saya semakin membara. 

Beruntungnya saya punya suami yang percaya pada mimpinya. Kami adalah orang-orang yang punya mimpi, yang punya harapan. Suami saya gak pernah lelah memberi saya semangat, gak pernah lelah mensupport saya. Iya suami saya nyuruh saya sabar, iya suami saya nyuruh saya berdoa, iya suami saya nyuruh saya banyakin ibadah, tapi gak berhenti disitu, suami saya selalu mensupport saya untuk ga lelah berusaha, gak lelah follow up kesana-sini, mensupport saya untuk tidak "diam saja". Karena balik lagi, keputusan saya dan suami untuk tinggal dan menetap di Bandung bukan hanya sekadar ego kami, bukan hanya sekedar keinginan tapi keputusan. Kami punya alasan, kami punya mimpi, kami punya tujuan. Kami gak mau hidup kami mengalir gitu aja. Mungkin bagi sebagian orang, hidup di Magelang adalah pilihan yang lebih baik dari pada tinggal di Bandung yang macet dan padat penduduk. Tapi kami punya pilihan, kami punya tujuan, kami yakin dengan apa yang kami yakini saat ini. Dan semoga apa yang kami yakini benar ini sama dengan takdir Nya. Amin