Sunday, December 22, 2019

Selamat Hari Ibu, Mimi

BY Maya Pratiwi IN No comments

Selamat Hari Ibuuu...

Melewati hari ibu sebagai seorang ibu ternyata ga se spesial yang saya bayangkan dulu. Saya pikir rasanya akan sangat happy karena semua orang memberikan selamat hari ibu bagi para ibu.

Apakah menjadi ibu sangat spesial?
Ya tentu saja.
Sangat spesial tapi rasanya agak babak belur di awalnya.
Karena ya ternyata punya anak itu tidak cuma memberikan sandang, pangan, papan aja tapi memenuhi kebutuhan seluruh aspek kehidupan anak sampai ke masa depannya kelak.

Oh ya, Kayla sudah hampir bisa gowes sepeda sendiri. Kosa katanya sudah sangat banyak dan sudah bisa role play macem-macem. Udah lepas pospak, udah bisa ditinggal kerja keluar kota, udah bisa banyak banget. Saya udah nambah bisa apa dong ya?

Huhuhu kalo mengingat kehidupan per-ibu-an saya, rasanya pengen nangis aja. Selalu merasa belum bisa ngasih yang terbaik buat Kayla. Tapi tidak ada waktu yang bisa diulang. Kayla bahkan tumbuh dan belajar lebih cepat dari saya.

....

Di Hari ibu ini saya justru ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk anak saya, Kayla. Dia sudah berkorban banyak untuk saya. Dialah yang membuat saya merasa benar-benar menjadi Ibu. Kayla lah yang membuat saya merasa peran saya sebagai ibu sangat berarti.

Anak sayalah yang membuat hari-hari saya semakin berwarna, membuat rumah saya semakin semarak, dan tiap langkah saya semakin berarti. Saya berjanji akan selalu menjadi rumah baginya apapun yang telah dia lalui diluar sana.

....

Kasih ibu sepanjang masa?
Seharusnya begitu

Karena Ibu (dan tentu saja bapaknya) lah yang berdoa tiap hari untuk dikaruniai anak. Saya pikir memang seharusnya kasih Ibu sepanjang masa. Kan Ibu yang pengen punya anak.

....

Kayla mungkin suatu hari kita akan berselisih meskipun saya harap tidak akan pernah. Dan saya menulis tulisan ini untuk mengingatkan diri saya sendiri untuk tidak pernah menyebut nyebut apa yang pernah saya lakukan untuk Kayla dan anak-anak saya kelak.

Seperti misalnya saat saya hamil dan melahirkan. Oh ya tentu saja kalo ibu yang hamil dan melahirkan merasakan kepayahan itu ya karena memang mereka sedang hamil dan melahirkan, bukan sedang liburan. Itu hal yang wajar. Itu proses yang harus dijalani, jadi kenapa saya merasa perlu untuk menyebutnya sebuah pengorbanan untuk anak saya? Toh saya juga yang ingin punya anak.

Saya bekerja, merawat anak-anak, memenuhi kebetuhan mereka pun adalah tanggung jawab saya (dan suami saya) sebagai orang tua. Itu memang yang harus kami lakukan sebagai tanggung jawab karena dititipi anak sama Allah. Bukan juga hal yang pantas untuk disebut-sebut sebagai sebuah pengorbanan

....

Pengorbanan sesungguhnya tau apa?
Kayla mengorbankan waktu bermainnya bersama saya agar saya bisa bekerja. Kayla menahan diri dari banyak hal yang dia mau agar saya bisa masak dulu, bersih-bersih rumah dulu, nyuci piring dulu, mandi dulu, ngerjain deadline tugas dulu, nulis blog dulu, dan berbagai macam hal lainnya yang memenuhi idealisme saya sendiri. Hanya demi agar saya tetap waras.

....

Saya menjadi ibu karena saya yang mau. Betapapun saya merasa harus jungkir balik menjadi ibu yang baik, ya itu karena saya yang mau menjadi ibu.

Semoga saya dan suami saya bisa menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak. Entah bagaimana caranya. Karena pasti lebih mudah untuk mencintai orang yang sangat baik ketimbang mencintai orang baik.

Saya ingin selalu ada untuk Kayla, sesulit apapun hari-hari yang sedang dia lalui.
Saya ingin menjadi ibu yang baik, sebesar keingainan saya agar Kayla juga berusaha menjadi anak yang baik

....

Selamat hari ibu, mimi