Thursday, August 16, 2018

Cerita IIP (Institut Ibu Profesional) : Nice Home Work 3 - "Membangun Peradaban dari dalam Rumah"

BY Maya Pratiwi IN , , , 2 comments














Salah satu hal yang saya suka dari kelas Institut Ibu Profesional ini adalah karena kelas ini membuat saya banyak merenung. Tugas dan materi-materinya sebenenya lebih banyak ke perenungan gitu. Enggak ada salah bener jadi ya renungi aja kira-kira menurut masing-masing pribadi tuh gimana baiknya. Karena standar kebahagian keluarga tuh beda-beda ya. Suami saya lebih bahagia kalo dibawain bekal makanan dari rumah untuk makan siang dikantor, tapi beberapa orang lebih suka makan siang diluar dengan alasan tidak repot memasak. Itu contoh doang sih, enggak usah ngerasa tersindir atau baper yaa haha.

Tugas NHW #2 sengaja gak saya post di blog karena itu menyangkut ceklist internal keluarga. Nah di tugas kali ini agak lucu sih karena harus nulis surat cinta buat suami. Hahaha malu malu geli gitu ga sih? WKWKWKWK

A. Jatuh cinta lagi sama suami
Saya gak bisa jatuh cinta lagi sama suami. Saya udah terlanjur cinta.

Saya mencintai Abi karena perbedaan kami. Ya itulah Maha Adilnya Allah ya, kadang kita lihat ada cewek yang good looking bisa nikah dengan Pria yang biasa aja, atau sebaliknya (Enggak enggak, saya enggak good looking kok, saya biasa aja, Abi yang gantengan dikiiiiiiiiit). Itu nunjukin kalo Allah Maha Adil. Ga perlu takut jelek, ga perlu takut ga punya banyak harta, Allah udah atur jodoh kita. Cinta itu buta guys. Kadang kadang tak ada logika. Brisi semua hasrat dalam hati... (bye gausah nyanyi!)

Justru karena saya dan Abi beda banget, kami malah jadi saling melengkapi. Kadang saya yang baperan dan suka sensitif sama orang lain, disadarin lagi sama Abi dengan pemikirannya yang lebih logis dan sederhana. Jadi emang harus saling melengkapi karena hidup tuh penuh dinamika ya, tantangannya juga macem-macem, ga bisa dong keluarga kita jadi striker semua, harus ada yang bisa jadi gelandang dan support juga kan?

Thank you for the smile.
That never fails to brighten my day.
For the tender look.
When you gaze at me with eyes.
that warm my heart.
For the music of your laugther,
Touch that makes my pulse go faster.
Thanks for all the memories of a lifetime.
Thank you for the fire that you have set ablaze within me.
With your kisses you´ve awakened.
This old heart from its slumber.
I feel like 17 again,
It´s all because of you.
Thanks for choosing me from.
all the rest.
Though I´m far from being the best.
Most of all I want to thank you, love,
for loving me
Lirik lagu Thank You Love - Jose Mari Chan (tapi saya lebih suka versinya Sierra Soetedjo)

Dan saya bersyukur dihadirkan Abi dalam hidup saya. Pria yang bersedia menerima saya apa adanya. Yang senyumnya bisa meluluhkan hati, yang selalu memujiku seperti apa adanya diriku, yang selalu memuji hasil tanganku meskipun mungkin masakanku biasa aja, meskipun mungkin polesan make up ku tak seindah orang lain, dan meskipun meskipun lainnya yang kayaknya Abi ga peduli, dia selalu bisa membuatku merasa spesial. Aaah Alhamdulilah ya Rabb, i couldn't ask for a better husband.

B. Mengenali Potensi Anak
Dan cinta keduaku, Kayla. Betapa bersyukurnya mimi nak dihadiahi Kayla oleh Allah. Gadis mungil yang tak lagi mungil. Yang bentar lagi mau disapih tapi ga tega mimi nak. Amanah terbesar mimi sama Abi dari Allah adalah Kayla. Semoga nanti mimi sama Abi bisa mendidik dan mengasuh Kayla, mengantarkan Kayla menuju peradaban dengan cara-cara yang baik. 

Bulan depan Kayla akan tepat berusia 2 tahun, rasanya waktu berlalu begitu cepat. Tapi Masyallah Kayla selalu membuat saya takjub dengan tingkahnya. Kadang bernyanyi, kadang menari, kadang menggoda dengan ekspresi-ekspresinya sendiri. Perkembangan Kayla begitu cepat dan tugas saya untuk segera mengakomodasi perkembangan-perkembangan Kayla. Disaat Kayla lagi suka-sukanya dengan buku, ayok kita baca buku. Kalo lagi suka main bola, ayok kita main bola. Kalo lagi suka masak-masakan ayok kita masak-masakan. Atau kalo sekarang Kayla tertarik dengan hewan hewan disekitarnya, ayok kita berpetualang. Mungkin terlalu cepat untuk mengenali potensi Kayla saat ini, tapi apapun yang saat ini membuat Kayla tertarik sebisa mungkin saya ikuti dan arahkan. Karena kita juga belum tau ya kedepannya hal apa saja sih yang bakal jadi potensi atau passion Kayla. Sehingga tugas saya dan Abi untuk mengenalkan Kayla ke banyak hal.

C. Potensi Diri
Potensi diri? Hahaha apa yaa
Suka kepikiran ga sih kita tuh potensinya apa ya sebenernya? Passion kita dimana ya sebenernya?

Ada satu nilai yang begitu lekat dengan nilai budaya perusahaan tempat saya bekerja yang saya yakini dan ingin saya terapkan juga yaitu Enthusiasm. Dalam KBBI, Antusias diartikan sebagai gairah dan semangat. Jadi ketimbang saya bingung mencari passion saya apa atau menelisik apakah pekerjaan saya sudah sesuai passion atau belum, saya lebih suka untuk berusaha mengikuti rasa antusias saya. Ya sebenernya setiap orang punya hal-hal yang bikin tertarik dan hal-hal yang gak bikin tertarik ya. Tapi saya tipe orang yang mudah tertarik. Saya lebih mudah bersemangat dengan suatu ajakan atau menanggapi suatu kegiatan dibanding keluarga saya atau bahkan suami saya. Tertarik dan bersemangat dalam hal positif ya.

Seperti misalnya ketika saya antusias untuk menghadapi persalinan. Saya ga ada passion di bidang kehamilan dan persalinan sih atau ingin menjadi bintang dalam bidang ini, tapi saya sangat berantusias sehingga saya membeli banyak buku tentang hamil dan persalinan, mengikuti workshop, yoga, senam, gaya hidup sehat bahkan melahirkan dengan metode waterbirth. Atau saya saat ini sedang berantusias untuk belajar metode konmari, meskipun belum 100% menerapkan tapi setidaknya saya menjadi sangat bersemangat untuk membereskan rumah.

Saya mudah sekali berantusias untuk hal-hal baru. Dan pastinya ini sangat melengkapi suami saya. Pada dasarnya semua hal pasti ada baik dan buruknya ya. Suami saya tipikal orang yang tenang dan tidak terburu-buru. Dalam satu hal ini sangat baik untuk mengimbangi antusias saya yang kadang berlebihan dan cenderung terburu-buru dalam mengambil keputusan. Namun di sisi yang lain, ketenangan suami saya ini kadang membuatnya jalan ditempat, disaat inilah saya yang harus mengimbangi dengan antusias saya mengajaknya untuk melakukan sesuatu, melakukan hal baru misalnya seperti tadi contohnya menerapkan konmari method atau mengajaknya belajar ilmu parenting, dan lain lain.

Atau dalam hal yang receh contohnya adalah saya yang antusias ini mudah sekali termakan iklan. Mudah sekali tertarik dengan barang-barang unik nan lucu di toko. Inilah saatnya Abi untuk menyadarkan saya dengan pemikiran-pemikiran lebih logis seperti uang bulanan yang akan terkuras.

Keseimbangan seperti ini penting banget buat saya disebuah keluarga. Mengenali potensi kita dan pasangan lalu menyeimbangkan keduanya. Ya emang sih kadang perbedaan bisa bikin gontok-gontokan. Itu wajar sih ya. Tapi saya suka kok berdebat dan berbeda pendapat sama Abi. Saya juga suka kadang-kadang kami bete-betean. Merenung dan berdiam diri masing-masing, lalu baikan dan romatis-romantisan lagi. Hal-hal kayak gini malah bikin kita makin ngerti "ooh suamiku ga suka gini too", "Oooh suamiku gini ya cara berpikirnya". Tapi ya gitu deh manusia ya, kadang suka egois kayak saya, udah tau suami ga suka asin tapi teteh weeh bikin telor dadarnya asin hehehe. Itusih tinggal gimana tiktok sama suami lah ya. Kalo tiktoknya bagus sih lancar aja, wkwkwkwk

D. Tantangan di Lingkungan sekitar
Hhhmmm ini memang benar-benar tantangan yang suka terlupakan. Padahal lingkungan tempat tinggal dan tempat bekerjalah yang akan menjadi saudara kita. Yang akan paling pertama akan kita panggil atau mintain bantuan. Apalagi saya dan suami adalah perantau di Bandung.

Untuk lingkungan kantor Insyallah aman lah ya karena sebagian besar waktu kita dihabiskan dikantor jadi interaksi dengan orang-orang kantor juga sudah cukup intens. Di lingkungan tempat tinggal saya cukup menantang sih. Saya dan suami masih di tahap mencari celah untuk ikut bergabung. Masih mencari celah berarti kami belum begitu kenal dengan tetangga kami ya atau masih di tahap segan untuk tiba-tiba nimbrung dengan mereka. 

Lalu bagaimana strateginya? 
Ya mau gak mau harus memaksa diri mengikuti kegiatan lingkungan. Ini adalah cara yang paling mudah. Saya yakin setiap orang punya pertama kali ya. Pertama kalinya kami hidup bertetangga dan memulai dari awal. Ya kan kalo dirumah orang tua emang dari kecil udah disitu ya jadi ya kenal deket lah pastinya. Jadi pertama kali itu harus dilewati. Apalagi kan ada Kayla ya, bisa di jadikan alasan untuk nimbrung sama ibu-ibu haha. Meskipun belum saya lakukan wkwkwk. 

Yagitudeh, membangun peradaban dari dalam rumah tuh bukan tugas saya doang sebagai istri, juga bukan tugas suami aja. Ini tugas suami dan istri, bahu membahu dengan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing, mencari titik keseimbangan keluarga dan mengantarkan anak anak menuju peradabannya.

Yuk ah semangat membangun peradaban dari dalam Rumah. Mungkin akan banyak yang harus dilakukan, akan banyak yang harus dilewati, tapi saya gak sendirian, saya punya partner hidup, Abi dan Kayla. Saya punya Allah juga yang akan membimbing saya. SEMANGAT !!!

2 comments:

Hai, terima kasih sudah membaca.
Silakan tinggalkan komentar kamu disini.

Jangan lupa centang "Notify Me" yaa agar kamu bisa menerima balasan dari saya

Terima kasih :)