Friday, August 3, 2018

Cerita IIP (Institut Ibu Profesional) : Nice Home Work 1 - "Selesai Dengan Diri Sendiri"

BY Maya Pratiwi IN , , No comments


Seminggu ini sesuatu banget bagi saya. Dikantor lagi padet, saya meriang, ditambah Kayla juga ketularan batuk, pilek, mencret, muntah, demam dan gak mau makan. Perfect!!

Disaat kepala saya cenat cenut, badan meriang, pengennya kerubutan di balik selimut, makan soto hangat dan secangkir coklat panas sambil pijat seluruh badan. (Tapi ini halu banget ga sih bagi ibu-ibu macem saya?). Bagaimana kenyataannya? Ya mirip lah, dibikin teh hangat sama abi, disuapin makanan sama abi meskipun saya suka ga sabar kalo disuapin abi karena kecepatan menelan saya dan kecepatan abi mengambil makanan gak seimbang, walhasil saya udah kelaparan lagi sebelum suapan berikutnya, LOL.

Dan yang lebih menantang lagi sebenernya adalah ketika harus nyuapin dan ngasih obat ke Kayla. Ya Allah rasanya saya jahaaat banget. Maksa minum obat, biarin aja mau nangis juga :(. Dan apalagi lagi meriang gitu, ngangkat kepala aja rasanya puyeng yaa. Huhuhuu nangis sendiri akhirnya.

Ya begitulah ya, kadang kita berada disuatu kondisi yang sulit yang ngaku gak ngaku sebenernya bikin kesel, bikin marah, bikin kecewa dan perasaan-perasaan negatif lainnya. Tapi saya ga setega itu untuk bentak-bentak Kayla. Gak setega itu mau bersikap kasar. Meskipun kadang kelewat setrong megangin Kayla buat minum obat tapi kan ga sengaja, maapin :(

Yang pasti saya harus bisa evaluasi diri. Kalopun saya gak bisa menahan serangan dari luar, saya harus bisa menahan serangan dari dalam. Contohnya seperti cerita saya tadi, saya ga bisa menolak untuk ga sakit karena saya udah terlanjur sakit. Saya ga bisa nolak kalo anak saya ketularan ssakit plus ga mau makan. Maka saya harus bisa menyelesaikan diri sendiri dulu !!!

Banyak tantangan terjadi di hidup kita, dan kadang kita ga bisa nolak ya. Tapi egois ga sih kalo sampe orang lain jadi korban? Misal saya punya masalah dikantor, pulang kerumah masih memedam sampah negatif dari kantor abis itu dimuntahinnya dirumah. Kesian ga sih anak sama suami di rumah? Dan sebaliknya, misal kita punya kendala dirumah tapi dibawa sampe kantor, kerjaan jadi ga beres, ditegur atasan, jutek sama temen-temen, dan lain lain dan lain lain. Ya saya akui kadang hal hal kayak gitu masih terjadi sama saya. Meskipun saya sadar betul kalo saya harus berubah. Bagus lah kalo saya punya kesadaran diri. Kadang orang ga sadar pokok masalahnya sendiri apa lalu sampah negatif dia buang buang ke orang-orang sekitarnya dan bahkan ga sadar kalo dirinya bermasalah. 

Lagian kata orang kan kebahagian itu bukan dicari tapi kita ciptakan sendiri. Tapi bagaimana saya mau menciptakan kebahagian kalo saya tidak pernah selesai dengan diri saya sendiri? Saya masih uring-uringan dengan apa yang saya inginkan. Saya masih ga menerima keadaan saya atau karena saya terlalu memaksa diri saya untuk sempurna. 

Inilah yang ingin saya pelajari di Universitas Kehidupan ini, belajar selesai dengan diri saya sendiri. Biar apa? Biar saya bisa menjalani kehidupan dengan lebih baik. Saya punya banyak sekali keinginan. Saya ingin menjadi ibu yang baik untuk Kayla, menjadi istri yang baik untuk Abi, tapi kalo saya belum selesai dengan diri saya sendiri buat apa? 

Melahirkan itu mudah saja, tapi menjadi ibu tidak semua orang mampu. Sehingga banyak orang diluar sana menyakiti anaknya sendiri, mencampakkan anaknya. Itu karena mereka belum selesai dengan diri mereka sendiri. Mereka belum paham apa yang diri mereka sendiri inginkan, mereka belum paham cara mengelola emosi mereka sendiri, mereka belum paham seperti apa diri mereka sebenarnya, sehingga mereka tega melakukan hal buruk lalu menyalahkan keadaan. Selalu menyalahkan keadaan. Menyalahkan lingkungan yang buruk, ekonomi yang kurang, pendidikan yang kurang, pemerintah yang kurang mengayomi, atau berprasangka buruk pada takdir-Nya, Nauzdubillahiminzalik.

Selesaikan urusan dengan diri sendiri!!
Saya pun masih belajar. Saya masih suka terpancing hal-hal remeh dirumah, dikantor, atau di perjalanan. Tapi setidaknya saya mengusahakan dengan 2 cara. Yaitu dari dalam dan dari luar. Dari dalam saya belajar untuk jujur, tata hati, sabar, ikhlas dan syukur. Dari luar saya belajar untuk selalu menimba ilmu. Saya mudah marah pada anak pasti karena saya kurang berilmu dalam mendidik anak. Saya selalu merasa kurang dalam hidup pasti karena saya kurang pandai dalam memahami segala rezeki yang Allah berikan pada saya. Dan sebagainya

Ilmunya dari mana? Di jaman yang serba mudah sekarang ini sebenarnya ilmu bisa di dapatkan dari mana saja. Bahkan Instastory milik orang lain pun bisa jadi sumber ilmu bagi kita kan? Atau seperti yang saya lakukan sekarang, mengikuti kelas Institut Ibu Profesional. Serta sumber ilmu dari buku yang saya beli

Perubahan pertama yang harus saya lakukan dalam ikhtiar saya untuk selesai dengan diri sendiri adalah JUJUR dan KONSISTEN. Ini penting dan mendasar. Saya harus jujur dengan diri saya sendiri. Jujur mengakui kekurangan saya sendiri. Jujur mengakui kalau saya mudah marah, jujur mengakui kalo saya sedang marah, dan jujur mengakui kalau saya sebenarnya tidak perlu marah. Nasehat dan ilmu tidak akan berguna kalau tidak dilakukan. Tapi melakukannya saja tidak cukup kalo tidak konsisten !!!

Jadi, sebelum memulai segala sesuatu, yuk pastikan dulu kita sudah selesai dengan diri kita sendiri. Kita sudah selesai dengan keegoisan kita. Kita selesai dengan perdebatan batin tentang kenapa harus melakukan ini dan itu. Selesaikan dulu sampah negatif yang ada di diri kita sehingga tidak akan mengganggu aktivitas yang akan kita lakukan. SEMANGAT !!!

0 comments:

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah membaca.
Silakan tinggalkan komentar kamu disini.

Jangan lupa centang "Notify Me" yaa agar kamu bisa menerima balasan dari saya

Terima kasih :)