Sunday, September 14, 2025

Perempuan yang Pindah Kerja di Usia 30an Tahun

BY Maya Pratiwi IN , , , , , No comments

Sepertinya pindah kerja di usia berapapun sudah menjadi hal yang lumrah belakangan ini. Mungkin banyak orang yang sadar bahwa kadang ada hal-hal yang tidak perlu dipertahankan.

Lagi pula kalau penawarannya lebih baik, kenapa tidak dicoba kan?

Lalu apa yang membuat bagi sebagian orang, termasuk aku, pindah kerja menjadi begitu sulit?

Bagiku, ya karena memang tidak mudah keluar dari zona nyaman kan? Zona nyaman yang sebenarnya tidak nyaman ini. Tapi kadang ketidaknyamanan yang sudah familiar rasanya lebih bisa ditoleransi. Sedangkan kalau pindah kerja, meskipun sebutlah penawarannya lebih baik, meskipun gajinya naik dan bisa jadi kehidupan finansial menjadi lebih baik, tapi ada banyak hal yang masih belum tau akan seperti apa. Bisa jadi aku akan menghadapi rasa tidak nyaman yang tidak familiar dan itu membuatku takut. 

Kecuali memang punya alasan yang kuat semacam perusahaan lama mau bangkrut, ancaman PHK di perusahaan lama, atau memang gajinya sangat tidak mencukupi kebutuhan hidup. Atau kadang-kadang kita juga punya alasan personal lainnya seperti pindah ke kota yang diimpikan, kepastian status karyawan, dekat dengan keluarga atau pekerjaan yang sesuai passion.

Pada akhirnya memang pindah ke tempat baru akan selalu membutuhkan alasan yang kuat. Lebih kuat dari ketakutan yang hinggap. Alasan yang mampu mendorong kita untuk berani bergerak.

Lalu bagaimana jika aku gak yakin dengan apa yang aku cari?

Aku yakin diluar sana ada ribuan orang yang berharap bisa menggantikan posisiku bekerja di pekerjaan lamaku. Karyawan tetap, gaji naik tiap tahun, bonus, THR, fasilitas kesehatan, dan jelas bukan perusahaan kaleng-kaleng.

Tapi entah kenapa dan bagaimana, dorongan untuk untuk pindah begitu kuat. Sangat kuat hingga aku gak bisa memproses semua perasaan yang muncul, gak bisa berpikir jernih, overwhelmed. 

Harusnya sih disini aja ya, kan udah nyaman. Tapi kok pengen pindah ya? Kenapa ya aku entah kenapa pengen pindah? Padahal disini enak. Pengen pindah tapi kok takut ya? Nanti bisa ngurus anak ga ya? Nanti sibuk banget ga ya? Nanti orang-orangnya supportif ga ya? Kerjaanya beda tapi sama yang sekarang. Bisa ngejar ga ya? Bisa perform ga ya? Keliatan bego ga ya? Tapi udah tua, masih bisa belajar ga ya?

Itu sebuah transformasi besar di pusahaan yang aku bekerja saat itu. Membuka peluang ribuan karyawan untuk pindah ke anak perusahaan. Iya betul, ada benefit secara finansial yang menggiurkan. Tapi jelas terlalu kecil untuk mengkompensasi semua risiko yang bisa timbul saat itu.

Ayolah, semua orang saat itu berusaha mencari tempatnya masing-masing. Transformasi organisasi mana yang membuat nyaman? Semua orang jelas mencari perlindungan. Sebagian besar memanfaatkan untuk kabur dari situasi rumit, sebagian mencari perlindungan agar tidak masuk ke situasi yang rumit.

Aku gimana?

Seperti menghadapi sebuah persimpangan takdir. Sulit sekali. Iya, aku gak tau apa yang aku mau. Semua nasehat bermuara ke satu kesimpulan yang sama. Tetap disini.

Apa lagi yang dicari seorang perempuan beranak satu yang sebentar lagi tenggelam dalam usia? Apalagi yang dicari ketika semua nyaman sudah ada di depan mata? Karir macam apa yang dikejar? Pekerjaan macam apa yang dicari?

Ada ragu. Ada perasaan bersalah pada keluarga. Ada ketakutan karena aku tidak familiar dengan pekerjaannya, dengan lingkungannya, dengan orang-orangnya.

Alih-alih diam ditempat meredakan ragu, aku menantang diriku sendiri, bergerak kesana kemari mencari tau apa yang membuat takut. Menantang untuk menghadapi rasa tidak nyaman yang tidak familiar ini.

Pada akhirnya aku memilih untuk pindah.

"Menjadi perempuan, menjadi ibu itu sulit ya. Tapi barangkali Kayla bisa belajar dari ibunya tentang bagaimana ia harus berusaha mendapatkan apa yang benar-benar dia inginkan." - kata seseorang.

Saat itu, aku kembali merenungi perjalanku menjadi ibu 7 tahun belakangan. Rasanya ada banyak hal yang terjadi. Ada banyak hal yang aku lakukan. Ada banyak hal berubah dariku. Prioritasku berubah, cara berpikirku berubah, tidak lagi tentang aku tapi selalu tentang anakku. Dan di satu titik aku menyadari bahwa tidak adil bagi siapapun, terutama anakku, untuk menyebut apa yang aku lakukan selama ini adalah sebuah pengorbanan. Karena nyatanya aku sendiri yang memilih untuk melakukannya. 

Dan aku memilih untuk menjadi ibu yang sadar dengan pilihanku, bukan menjadi ibu yang berkorban untuk anaknya.

Iya, aku memilih pindah. Seperti semua orang pada umumnya, aku mencari tempatku sendiri. Tempat yang kuharap bisa menjadi ruang yang nyaman untuk tumbuh dan merasakan bahagia.

Selain juga karena aku menyadari bahwa aku tidak terlalu fit dengan pekerjaan lamaku. Dari semua sisi. Ternyata bersyukur di waktu yang tidak tepat itu tidak selamanya benar ya. Kadang hanya akan membuat keadaan menjadi lebih rumit. Perasaan yang tidak tervalidasi. Usaha-usaha yang terlalu keras untuk baik-baik saja. Semacam pretend to be happy.

Tentu aku bisa menyadari semua itu ketika pada akhirnya aku keluar dari lingkaran itu dan menengok kebelakang untuk melihat semuanya lebih jelas dari kejauhan.

Jadi apa kesimpulannya? 😊

Tidak ada. Tidak semua cerita harus ada kesimpulannya. Kadang ia hanya sebuah cerita yang perlu diceritakan atau perlu didengar 😂.

Satu hal yang aku yakin adalah untuk percaya pada insting. Tuhan memberiku berbagai macam perasaan-perasaan yang rumit ini bukan tanpa alasan. Dia ingin menunjukkan sesuatu. Dan kadang melihat terlalu dekat itu membuat pandangan kita bias, kita perlu sedikit menjauh dan melihatnya kembali untuk bisa menikmatinya.

Dan untuk semua perempuan dan ibu diluar sana, terlalu banyak membuat keputusan demi keluarga itu bukan hal yang bijak. Rasa lelah kadang membuat kita merasa terlalu banyak berkorban padahal semua keputusan kita yang mau. Kadang kita perlu membuat keputusan demi diri kita sendiri. Semua anak berhak punya ibu yang bahagia.

0 comments:

Post a Comment

Hai, terima kasih sudah membaca.
Silakan tinggalkan komentar kamu disini.

Jangan lupa centang "Notify Me" yaa agar kamu bisa menerima balasan dari saya

Terima kasih :)